Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menjadi salah satu lembaga dengan anggaran belanja terbesar di antara kementerian di Indonesia. Hingga bulan Mei 2024, total belanja Kemenkominfo mencapai Rp 4,9 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal ini diumumkan dalam konferensi pers APBN Kita pada Kamis, 27 Juni 2024.
Definisi
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) adalah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas pengelolaan komunikasi dan informasi di Indonesia. Lembaga ini memiliki peran strategis dalam pengembangan infrastruktur teknologi informasi, komunikasi, dan media. Sebagai bagian dari fungsinya, Kemenkominfo mengelola anggaran yang digunakan untuk proyek-proyek seperti pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur digital, termasuk BTS 4G, data center, kapasitas satelit, dan proyek jaringan Palapa Ring.
Tujuan
Tujuan utama dari pengelolaan anggaran Kemenkominfo adalah untuk memastikan pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur komunikasi dan informasi yang dapat mendukung kebutuhan teknologi dan layanan publik di Indonesia. Penggunaan anggaran ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan digital, memperkuat keamanan data, dan memastikan akses yang merata terhadap teknologi informasi di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, investasi dalam infrastruktur seperti data center dan satelit bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi sistem komunikasi nasional, serta mendukung transformasi digital negara.
Penjelasan
Sri Mulyani merinci bahwa dana yang besar tersebut dialokasikan untuk berbagai proyek strategis. Di antaranya, pemeliharaan dan operasional Base Transceiver Station (BTS) 4G yang memerlukan anggaran sebesar Rp 1,6 triliun. Selain itu, pemeliharaan data center nasional menelan biaya Rp 700 miliar, sementara pengembangan kapasitas satelit menghabiskan Rp 700 miliar. Proyek Palapa Ring juga menyerap anggaran hingga Rp 1,1 triliun.
Sementara itu, Pusat Data Nasional (PDN), yang merupakan salah satu komponen utama dalam infrastruktur digital nasional, baru-baru ini mengalami serangan Cyber. Serangan ini menyebabkan gangguan serius pada layanan publik yang menggunakan data dari pusat data tersebut. Badan Cyber dan Sandi Negara (BSSN) melaporkan bahwa penyerang menggunakan ransomware jenis terbaru, Brain Chipher (Brain 3.0), yang merupakan pengembangan dari ransomware Lockbit 3.0. Para pelaku meminta tebusan sebesar US$ 8 juta (sekitar Rp 131 miliar) untuk mengembalikan akses data yang terenkripsi.
Hinsa Siburian. Kepala BSSN, menjelaskan bahwa ransomware ini adalah versi terbaru yang terus di perbarui, dan saat ini. BSSN, bersama dengan Kemenkominfo dan Telkomsigma, sedang berusaha keras untuk memulihkan layanan serta mengatasi enkripsi yang menghalangi akses ke data di PDN. Upaya ini bertujuan untuk mengembalikan operasi normal dan melindungi data publik yang kritis dari ancaman Cyber.
Baca Juga: CGC : PT Indofarma Tbk Terjerat Kasus Penyimpangan dengan Potensi Kerugian Negara Rp371,8 Miliar
Kesimpulan
Sri Mulyani mengungkapkan bahwa anggaran besar Kementerian Kominfo di alokasikan untuk proyek-proyek strategis seperti BTS 4G, data center nasional, kapasitas satelit, dan proyek Palapa Ring. Namun, Pusat Data Nasional (PDN) baru-baru ini mengalami serangan Cyber dengan ransomware Brain Chipher, menyebabkan gangguan serius pada layanan publik. BSSN, Kemenkominfo, dan Telkomsigma sedang bekerja untuk memulihkan akses data dan melindungi data publik dari ancaman cyber.
HUBUNGI KAMI :
Hot Line : (+62) 21-8690-9226
WhatsApp : 0817-9800-163
HP : 0817-9800-163
Email: info@binacitraglobal.com
Sumber