Pajak Perbatasan Karbon (Carbon Border Adjustment Mechanism, CBAM) adalah kebijakan yang dirancang untuk mengatasi “emissions leakage” atau perpindahan emisi karbon dari negara-negara dengan regulasi ketat ke negara-negara dengan regulasi lebih longgar. Kebijakan ini menargetkan produk impor berdasarkan jejak karbonnya, dengan tujuan menjaga daya saing industri lokal yang telah berinvestasi dalam teknologi rendah karbon serta mendorong dekarbonisasi di tingkat global.
Cara Kerja Pajak Perbatasan Karbon
CBAM menghitung jejak karbon dari barang-barang yang diimpor ke negara tertentu dan menerapkan pajak berdasarkan intensitas karbonnya. Contoh produk yang terkena dampak termasuk baja, semen, aluminium, pupuk, dan energi intensif lainnya. Uni Eropa adalah pelopor kebijakan ini dengan mengimplementasikan CBAM mulai 2023. Pajak ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk-produk impor menghadapi biaya karbon yang sama seperti yang berlaku di negara-negara pengimpor.
Baca Juga: Pajak Digital Di Uni Eropa: Pelajaran Untuk Indonesia
Manfaat Dan Tujuan Utama
- Mencegah Emissions Leakage
Tanpa CBAM, perusahaan mungkin memindahkan produksi mereka ke negara dengan regulasi karbon yang lebih longgar. Kebijakan ini mencegah perpindahan tersebut dengan memberikan insentif untuk tetap memproduksi di negara asal yang memiliki standar karbon tinggi. - Meningkatkan Daya Saing Lokal
CBAM membantu menciptakan lapangan permainan yang setara dengan mengenakan biaya pada barang impor yang tidak mematuhi standar lingkungan yang sama. Ini melindungi industri lokal dari kompetisi tidak adil. - Mempercepat Dekarbonisasi Global
Dengan mengenakan biaya tambahan pada produk berbasis karbon tinggi, CBAM mendorong negara-negara lain untuk mengadopsi kebijakan karbon yang lebih ketat demi meningkatkan daya saing ekspor mereka.
Dampak Terhadap Ekonomi Global
- Efek pada Negara Berkembang
Negara berkembang dengan kapasitas rendah untuk beralih ke energi bersih mungkin menghadapi tantangan signifikan karena produk ekspor mereka dikenakan pajak lebih tinggi. Namun, kebijakan CBAM juga dapat mendorong transfer teknologi dan investasi ke energi bersih di negara-negara tersebut. - Potensi Konflik Perdagangan
Penerapan CBAM dapat memicu ketegangan perdagangan internasional. Negara-negara eksportir mungkin menganggapnya sebagai hambatan perdagangan baru yang melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). - Penggunaan Pendapatan Pajak
Pendapatan dari CBAM dapat dialokasikan untuk mendukung inovasi teknologi hijau, membiayai program keberlanjutan, atau membantu negara berkembang dalam proses transisi energi.
Kritik Dan Tantangan
- Kompleksitas Administratif
Mengukur jejak karbon dari setiap produk impor adalah tugas yang sangat kompleks, terutama untuk rantai pasokan global yang melibatkan banyak tahap produksi. - Ketimpangan Global
Negara-negara berkembang mungkin menganggap CBAM sebagai langkah diskriminatif yang menghambat pertumbuhan ekonomi mereka. Untuk mengatasi ini, beberapa usulan mencakup penghapusan pajak bagi negara yang sudah memiliki kebijakan karbon serupa. - Kebutuhan untuk Harmonisasi Global
Agar efektif, CBAM membutuhkan koordinasi global, termasuk standar akuntansi karbon yang seragam dan perjanjian perdagangan internasional yang mendukung.
Kesimpulan
CBAM adalah instrumen kebijakan yang penting untuk mempercepat dekarbonisasi global dan melindungi industri lokal dari dampak kompetisi yang tidak adil. Namun, keberhasilannya sangat tergantung pada desain kebijakan yang inklusif, transparansi dalam pelaksanaannya, dan kerja sama internasional untuk mengurangi ketegangan perdagangan. CBAM tidak hanya berpotensi menciptakan manfaat lingkungan tetapi juga risiko ekonomi, khususnya bagi negara-negara berkembang. Dengan demikian, pendekatan yang seimbang diperlukan untuk memastikan bahwa kebijakan ini mencapai tujuannya tanpa menciptakan ketimpangan baru
Sumber Referensi:
Hot Line : (+62) 21-8690-9226
WhatsApp : 0817-9800-163
HP : 0817-9800-163
Email: info@binacitraglobal.com