Inovasi Teknologi Wolbachia Untuk Mengurangi Penyebaran DBD di Indonesia

Teknologi Wolbachia

Kementerian Kesehatan Indonesia telah mengadopsi teknologi Wolbachia sebagai langkah inovatif untuk mengurangi penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Teknologi ini telah terbukti efektif di sembilan negara lainnya seperti Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Meksiko, Kiribati, Kaledonia Baru, dan Sri Lanka.

Definisi

Teknologi Wolbachia adalah inovasi bioteknologi yang memanfaatkan bakteri Wolbachia untuk mengendalikan penyebaran virus dengue yang menyebabkan Demam Berdarah Dengue (DBD). Wolbachia adalah bakteri alami yang ditemukan dalam banyak serangga, termasuk nyamuk. Ketika nyamuk Aedes aegypti terinfeksi Wolbachia, bakteri ini menghambat kemampuan nyamuk tersebut untuk menularkan virus dengue ke manusia.

Tujuan

  • Mengurangi Kasus DBD:Menerapkan teknologi Wolbachia bertujuan untuk menurunkan jumlah kasus DBD di Indonesia dengan mengurangi populasi nyamuk yang mampu menularkan virus dengue.
  • Menurunkan Angka Kematian:Dengan menekan penyebaran virus dengue, diharapkan angka kematian akibat DBD juga akan berkurang secara signifikan.
  • Meningkatkan Kesehatan Masyarakat:Implementasi teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mengurangi beban penyakit dan biaya kesehatan yang disebabkan oleh DBD.
  • Efektivitas Jangka Panjang:Teknologi Wolbachia menawarkan solusi jangka panjang yang berkelanjutan untuk pengendalian DBD, dibandingkan dengan metode lain seperti penggunaan insektisida yang dapat menyebabkan resistensi nyamuk.
  • Meningkatkan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat:Penerapan teknologi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengendalian DBD dan mendorong partisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan serta melaksanakan langkah-langkah pencegahan lainnya.
  • Melengkapi Strategi Nasional Pengendalian DBD:Teknologi Wolbachia melengkapi upaya pemerintah dalam strategi nasional pengendalian DBD yang sudah mencakup berbagai metode pencegahan dan pengobatan.

Baca Juga: Alphabet Setujui Pembayaran Rp 5,4 Triliun untuk Selesaikan Kasus Kebocoran Data Google

Penjelasan

Di Indonesia, teknologi Wolbachia di terapkan sebagai bagian dari Strategi Nasional (Stranas) pengendalian DBD. Proyek percontohan dilaksanakan di lima kota yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan dengue.

Penelitian mengenai efektivitas Wolbachia telah dilakukan sejak 2011 oleh World Mosquito Program (WMP) di Yogyakarta dengan dukungan dari Yayasan Tahija. Penelitian ini melibatkan fase persiapan dan pelepasan nyamuk Aedes aegypti yang mengandung Wolbachia secara terbatas antara 2011 hingga 2015. Wolbachia adalah bakteri yang dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk, sehingga virus ini tidak bisa menular ke manusia. Jika nyamuk Aedes aegypti jantan ber-Wolbachia kawin dengan betina, virus dengue pada betina akan terblokir. Selain itu, jika betina ber-Wolbachia kawin dengan jantan yang tidak ber-Wolbachia, semua telurnya akan mengandung Wolbachia.

Uji coba sebelumnya di Yogyakarta dan Bantul pada tahun 2022 menunjukkan bahwa penyebaran Wolbachia mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77 persen dan menurunkan proporsi pasien yang di rawat di rumah sakit sebesar 86 persen.

Emma Rahmi Aryani, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, menegaskan penurunan signifikan penyebaran dengue setelah penerapan teknologi Wolbachia. “Jumlah kasus di Kota Yogyakarta pada bulan Januari hingga Mei 2023 berada di bawah garis minimum di bandingkan dengan pola maksimum dan minimum di tujuh tahun sebelumnya (2015-2022),” ujar Emma.

Meskipun awalnya ada kekhawatiran dari masyarakat terkait pelepasan nyamuk ber-Wolbachia, edukasi dan sosialisasi yang di lakukan telah meningkatkan pemahaman mereka. “Sekarang masyarakat justru semakin paham bahwa teknologi ini untuk mengurangi DBD,” jelas Sigit Hartobudiono, Lurah Patangpuluhan Yogyakarta.

Namun, teknologi Wolbachia tidak menggantikan metode pencegahan dan pengendalian dengue yang sudah ada. Masyarakat tetap di minta untuk melakukan gerakan 3M Plus, yaitu Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Kesimpulan

Kementerian Kesehatan Indonesia mengadopsi teknologi Wolbachia untuk mengurangi penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Proyek percontohan di lima kota menunjukkan teknologi ini secara signifikan menurunkan kasus DBD dan jumlah pasien di rumah sakit. Meskipun awalnya ada kekhawatiran dari masyarakat, edukasi dan sosialisasi telah meningkatkan penerimaan. Namun, metode pencegahan seperti gerakan 3M Plus dan menjaga kebersihan lingkungan tetap penting.

HUBUNGI KAMI :

Hot Line : (+62) 21-8690-9226

 WhatsApp : 0817-9800-163

 HP : 0817-9800-163

Email: info@binacitraglobal.com

Sumber:https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20231113/5944254/inovasi-wolbachia-efektif-turunkan-kasus-dbd/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top