Transfer Pricing Documentation (TP‑Doc) adalah dokumen penting bagi pelaporan pajak bagi perusahaan yang melakukan transaksi antar entitas afiliasi. Di Indonesia, pembuatan TP‑Doc diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 213/2016, dan diingatkan kembali melalui PMK 172/2023 sebagai bagian dari implementasi panduan BEPS dari OECD. Dokumen ini terdiri dari Master File, Local File, dan Country-by-Country Report (CbCR), yang merangkum struktur grup usaha, strategi transfer pricing, serta data keuangan global dan lokal. Audit TP‑Doc tidak lagi sekadar memeriksa keberadaannya, tetapi juga semangat pelaksanaannya.
Checklist Dokumen Esensial
Dokumen utama yang harus Anda persiapkan meliputi Master File, dimana isinya menjelaskan secara menyeluruh struktur grup usaha, kebijakan harga transfer, aset tidak berwujud, serta aktivitas keuangan antar entitas. Sementara itu, Local File harus berisi informasi mendetail mengenai transaksi afiliasi dalam yurisdiksi khusus, termasuk analisis fungsi, risiko, data keuangan, serta pembanding yang digunakan untuk mendukung prinsip kewajaran dan kelaziman usaha. Selain itu, negara-negara yang telah menerapkan OECD BEPS Action 13 mewajibkan pelaporan Country-by-Country Report (CbCR), yang merangkum data keuangan dan perpajakan tiap negara tempat grup beroperasi.
Selain ketiga komponen dokumentasi tersebut, penting juga menyiapkan data seperti kontrak antar perusahaan, faktur internal, serta laporan keuangan konsolidasian dan lokal dari entitas yang terlibat. Bukti pendukung seperti riset pasar (benchmarking) dan justifikasi atas pemilihan metode transfer pricing juga sangat dibutuhkan saat audit.
Tips Penyiapan yang Tepat Waktu dan Rapi
Sebaiknya dokumentasi TP‑Doc dibuat secara contemporaneous, yakni disusun saat transaksi terjadi atau sebelum pelaporan pajak, karena hal ini memperkuat posisi compliance perusahaan. Dokumentasi semacam ini akan membantu mencegah penyesuaian denda bahkan jika masih terdapat kekurangan minor, karena menunjukkan itikad baik dan kesiapan untuk bekerja sama dengan otoritas pajak.
Pastikan semua dokumen mudah diakses dan disusun secara sistematis dengan struktur jelas, misalnya dimulai dari narasi bisnis, analisis fungsional, pembandingan pasar, hingga kesimpulan transfer pricing. Mengintegrasikan tabel, grafik, dan daftar isi akan memudahkan auditor memahami alur pemikiran dan bukti yang Anda sajikan.
Hal yang Harus Dihindari
Hindari menunda penyusunan TP‑Doc hingga setelah akhir tahun fiskal atau pengajuan SPT, karena itu bisa dianggap retrospektif dan melemahkan kualitas pembelaan Anda. Dokumen yang disusun secara tercepat bisa dianggap tidak konsisten dengan data transaksi saat itu sehingga mengurangi kekuatan argumentasi saat audit.
Jangan menggunakan pembanding yang kurang relevan atau data dari pasar yang tidak sebanding. Selain menurunkan keandalan analisis, hal ini bisa memicu diskon pemeriksaan transfer pricing dari DJP. Pastikan pembanding memang serupa dari sisi produk, pasar, dan kondisi transaksi.
Hindari juga mengabaikan kondisi bisnis non-keuangan penting seperti restrukturisasi, pandemi, atau fluktuasi nilai tukar. Jika tidak dijelaskan dengan baik, perilaku informasi ini bisa menimbulkan pertanyaan dan koreksi saat audit.
Kesimpulan
Mempersiapkan audit TP-Doc memerlukan dokumentasi yang lengkap, sistematis, dan tepat waktu. Mulailah dengan Master File, Local File, dan CbCR jika diperlukan, serta lengkapi dengan data kontraktual dan riset pembanding. Susun dokumen secara contemporaneous dengan format jelas dan mudah dipahami, dan hindari pendekatan retrospektif atau penggunaan data tidak relevan. Pendekatan ini tidak hanya memenuhi keharusan regulasi, tetapi juga menjaga integritas dan posisi pertahanan perusahaan saat menghadapi audit.
Ingin Memastikan TP‑Doc Anda siap untuk Audit?
Tim konsultan kami siap membantu Anda mempersiapkan dokumen, memberikan saran strategi transfer pricing yang tepat, dan memastikan kepatuhan pajak yang optimal.
